Reviewer : dr. Gus De Janardhana
Sumber jurnal :
Ping Li, Lulu Chen, Zheming Liu, Jinghui Pan, Dingyi Zhou, Hui Wang, Hongyun Gong, Zhenmin Fu, Qibin Song, Qian Min, Shasha Ruan, Tangpeng Xu, Fan Cheng, Xiangpan Li, Clinical features and short-term outcomes of elderly patients with COVID-19, International Journal of Infectious Diseases, Volume 97, 2020, Pages 245-250, ISSN 1201-9712, https://doi.org/10.1016/j.ijid.2020.05.107.
(http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S120197122030415X)
Pendahulan
- Sampai bulan January 2020, sudah terjadi ribuan kasus coronavirus
disease 2019 (COVID-19) di China saat itu WHO menyatakan sebagai “OUTBREAK”
- Karena laju transmisi cepat di seluruh dunia dan angka kematian tinggi
WHO menyatakan COVID-19 sebagai Pandemi Global.
- 11 Maret 2020, > 118.000 kasus di 114 negara, dimana dilaporkan
kematian kasus COVID-19 mencapai 4291 jiwa.
- Walaupun mayoritas pasien (80%) datang dengan gejala ringan, pada
pasien lansia (≥60 th) lebih sering mengalami klinis yang berat
Metode & Populasi Penelitian
- Penelitian dilakukan di RS Remnin, Wuhan , Cina sejak 31 Januari sampai
20 Februari 2020, dimana semua pasien usia ≥ 60 tahun dan terkonfirmasi
COVID-19 dimasukan dalam penelitian (204 subyek)
- The real-time reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR)
dilakukan sebagai penegakan COVID-19 melalui swab orofaring-nasofaring, aspirat
trachea atau feses (pada pasien diare).
- high-resolution CT scan thorax dilakukan pada awal untuk diagnosis
pneumonia pada pasien yang datang dengan keluhan respirasi.
- Data usia,sex, komorbid, riwayat perjalanan, keluhan awal,radiologi
thorak, lama rawat inap dan data kesintasan diambil dari rekam medis dan
dianalsisis melalui SPSS.
- Berat-ringan gejala dikategorikan sebagai Mild/ringan, Severe/Berat dan
Critical/Sangat Berat .
- Gejala ringan : pneumonia ringan atau tanpa pneumonia.
- Gejala berat: sesak nafas dengan RR≥30x/minute, SpO2≤93%, PaO2/FiO2
ratio <300, dan/atau adanya infiltrate paru>50% dalam 24–48 jam.
- Gejala sangat berat meliputi gagal nafas,syok sepsis atau multiple
organ dysfunction/failure.
Hasil Penelitian
- Dari 204 pasien yang dianalisis,54 sembuh dan 76 meninggal.
- Sebagian besar datang dengan gejala ringan (64.7%) pada awal masuk,
33.3% gejala berat and 2% dengan gejala sangat berat.
- Usia median adalah 68 th (interquartile range (IQR),64–75; range, 60–95
years) dengan dominan 104 (51%) perempuan.
- 140 (68.8%) dengan satu atau lebih komorbid.
- Komorbid yang terbanyak adalah Hipertensi (74 [36.3%]), diabetes (36
[17.6%]), penyakit cardiovaskular (20 [14.5%]), and PPOK (21 [10.3%]).
- Gejala awal : Demam (78.9%), Batuk (49%), Sesak Nafas
(31.9%), Batuk berdahak (18.1%), Nyeri dada (16.2%), fatigue (15.2%), anorexia
(15.2%), diare (13.2%), myalgia (8.8%).
- Median antara awal gejala dengan waktu rawat inap adalah 10
hari (7−14 hari).
- Waktu IQR dari awal mengetahui sendiri gejala
adalah 11 hari (7−15 hari) untuk gejala prodromal (fatigue or myalgia), 10 hari
(7–14 hari) dengan demam, 11 hari (8–14 hari) dengan diare, and 10 hari (7–14
hari) dengan batuk atau sesak.
- 49.10% pasien dengan lymphopenia. Median (IQR) lymphocyte
count adalah 0.90 (0.55–1.39) ×109/L saat awal.
- Anemia ringan pada 117 (84.8%) pasien.
- 152 (89.9%) pasien
dengan hipoalbumin.
- 63% of pasien dengan peningkatan serum
procalcitonin (PCT) (related to severe bacterial and fungal infection).
- Thoraks pasien sebagian besar ditemukan abnormal.
- Infiltrat unilateral pada 5,8% pasien and infiltrate bilateral sebanyak
94,2% pasien.
- Pattern dari foto thorak pasien adalah infiltrat (focal, lobar,
diffuse) dominan yang multifokal.
- Sampai 20 February 2020, 74 pasien (36.3%) masih dirawat disana. 54
pasien (26.5%) BPL, dan 76 pasien (37.3%) meninggal. Dari 76 pasien meninggal,
6 dengan ventilator and 17 tanpa ventilator.
- Komplikasi yang terbanyak didapatkan adalah Gagal nafas diikuti sepsis,
ARDS, Gagal Jantung, Syok Sepsis, Coagulopathy dan Asidosis.
- Organ-damage yang terjadi yang tersering adalah Paru-paru, diikuti
Jantung (27 psien dengan peningkatan cardiac troponin I (ultra-TnI) or/and
creatine kinase MB (CKMB), Ginjal (29 pasien mengalami peningkatan serum
creatinine (Cr)) and liver (14 pasien dengan peningkatan serum Alanine
transaminase (ALT) and 29 pasien dengan peningkatan serum aspartate
aminotransferase (AST).
- Mayoritas pasien (98.5%) mendapat terapi antiviral dalam 48 jam pertama
(ribavirin, interferon, lopinavir/ ritonavir, arbidol, ganciclovir,
oseltamivir).
- 83.8% pasien mendapat broad-spectrum antibiotic therapy (
βlactam/β-lactamase inhibitor atau cephalosporin, dan macrolide).
- 74% pasien membutuhkan terapi oxygen.
- Glucocorticoid diberikan pada 70 (34.3%) pasien dengan perburukan
kondisi klinis/radiologis atau
lymphopenia yang persisten.
- Intravenous immunoglobulin diberikan 77 pasien.
- 3pasien PGK menjalani kidney replacement therapy/HD.
- parenteral nutrition diberikan pada pasien dengan critically ill.
- Univariate Cox proportional hazards model didapatkan risiko mortalitas
5.3 kali pada pasien usia > 70 th (p < 0.001).
- Peningkatan usia sebanyak 5 th meningkatkan risiko kematian sebanyak 1.55.
- Tidak didapatkan perbedaan signifikan pada mortalitas pada laki-laki
maupun perempuan.
- Kasus berat atau sangat berat beraosiasi positif dengan peningkatan
mortalitas sebanyak 10x (p < 0.001).
- Adanya komorbid meningkatkan risiko kematian 3,1 (p = 0.001), dimana
PPOK (HR 3.1, 95%CI 1.8–5.4 ; p < 0.001) dan
- PGK (HR 4.2, 95% CI 1.7–10.5; p = 0.002) adalah yang paling tinggi.
- Riwayat penyakit cardiovascular meningkatkan risiko mortalitas 1.8x,
dan juga hipertensi meningkatkan risiko mortalitas sebanyak 2.3x (p <
0.001).
- Komorbid seperti kanker and diabetes mellitus didapatkan tidak
signifikan pada mortality.
- Multivariate Cox proportional hazard model mendapatkan faktor risiko
independen pada mortalitas.
- onset of sesak nafas (HR 2.2, 95% CI 1.414–3.517; p < 0.001),usia
(HR 1.1, 95% CI 1.070–1.123; p < 0.001), neutropenia (HR 4.4, 95% CI
1.310–15.061; p = 0.017) and peningkatan ultra-TnI (HR 3.9, 95% CI
1.471–10.433; p = 0.006) adalah faktor risiko independen pada mortalitas.
Diskusi
- Pada studi ini, kematian pada 76 pasien. Terbanyak karena konsodilasi
paru dan hipoxemia yang sulit mengalami recovery.
- Tiap peningkatan usia 5th meningkatkan risiko kematian 1.55 kali.
- Penyakit tersering/komorbid adalah Diabetes, Penyakit
Jantung/Hipertensi, PPOK, PGK dan Kanker.
- Pasien dengan underlying disease seperti penyakit Paru, Jantung dan Ginjal lebih
sering terjadi severe acute respiratory syndrome.
- Mekanisme yang dicurigai
adalah angiotensin converting enzyme II (ACE2) protein pada renal tubular
epithelial cells, alveolar epithelial cells (ATII), heart, artery
smooth muscle cells.
- COVID-19 berkarakteristik dengan penurunan lymphocyte count/lymphopenia à tapi tidak menunjukan perburukan
prognosis pasien pada studi ini.
- Pada kohort penelitian ini,
kebanyakan pasien mengalami hipo albumin dan anemia yang menggambarkan
malnutrisi pada lansia.
- Ditemukan juga peningkatan
transaminase dan D-Dimer pada >50% pasien.
- Ini menunjukan karakteristik
yang sama pada kebanyakan pasien dengan infeksi COVID-19.
- Neutropenia sering
didapatkan pada waktu “ cytokine storm” yang
diinduksi virus.
- cytokine storm à
mengaktifasi immune system à menyerang organ paru dan fungsinya àdyspnea
and acute respiratory failure.
- Peningkatan kadar ultra-TnI
dikaitkan dengan respon
cardiovascular terhadap infeksi, termasuk pneumonia terutama pada pasien critically ill dengan septic shock.
- Penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk mencari pathogenesis sepsis pada infeksi COVID-19.
- Sampai sekarang, tidak ada terapi antiviral spesifik pada infeksi coronavirus.
- Pasien lansia lebih sulit
penanganan/management tanpa supportive
care.
- Pendekatan yang terbaik saat ini adalah penggunaan APD
untuk mengurangi transmisi,
early diagnosis, isolation, and supportive treatments.
Simpulan
- Pasien lansia dengan infeksi COVID-19 mempunyai angka mortalitas yang
tinggi.
- Pasien dengan komorbid Perlu perawatan lebih lanjut di RS.
- Dyspnea, Usia Lansua, neutropenia, peningkatan ultra-TnI and D-dimer
adalah risk factors untuk mortalitas pada pasien lansia dengan COVID-19.
- Early diagnosis & supportive care adalah penting pada pasien lansia
dengan COVID-19.